KHOTBAH ILALANG DAN GANDUM MATIUS 13:24-30, 36-43
Pendahuluan:
Ilustrasi:
Orang yang suka berkebun tentu tahu bagaimana gemasnya melihat tanaman liar lain yang tiba-tiba tumbuh di antara tanaman yang disukai. Selain mengganggu mata, tanaman liar juga menghisap sari makanan yang seharusnya hanya untuk konsumsi tanaman yang sedang dipelihara. Biasanya orang akan segera mencabut tanaman liar itu.
Saya Adalah Orang yang memiliki hobi menanam tanaman terutama sayur-sayuran, dan Hampir di semua pot yang ada di kebun kecil kami di lantai 2 terdapat tanaman-tanaman liar yang tumbuh bersama-sama dengan tanaman yang berada di dalam polibag/pot. Bahkan di antara rumput yang dengan sengaja saya tanam pun terdapat rumput-rumput liar. Dari pengamatan saya, seringkali tanaman atau rerumputan liar ini malah lebih subur dibandingkan tanaman yang dipelihara.
Tanaman liar ini menyerap nutrisi-nutrisi yang diperlukan tanaman yang dipelihara itu untuk tumbuh, dan jika tidak saya cabut secara berkala maka tanaman yang baik pun akan sulit berkembang. Entah dari mana datangnya tanaman liar ini, tetapi begitulah adanya. Mereka terus saja hadir, bertumbuh bersama-sama dengan tanaman lainnya.
Jika bpk/ibu menanam gandum, maka lalang pun akan hadir disana. Tumbuh berdampingan di tempat yang sama. Jika anda melihat secara sepintas maka kita akan melihat seolah semuanya sama saja. Tetapi jelas keduanya berbeda. gandum itu berguna dan berharga, sementara lalang hanya akan dicabut dan dibuang atau dibakar.
Dalam Injil hari ini, Yesus memberikan penjelasan kepada para murid-Nya arti perumpamaan tentang lalang di antara gandum. Tampaknya sekalipun sudah terbiasa mendengarkan berbagai cerita dan perumpamaan, bukan berarti bahwa para murid itu sudah terampil dalam memahami berbagai ajaran Tuhan Yesus.
Para murid itu kadang masih lamban dalam mengerti ajaran Gurunya. Mereka ini masih sering bertanya lagi tentang ajaran-ajaran yang telah disampaikanNya. Namun Tuhan Yesus tetap bersabar dan menjelaskan ulang.
Dalam memberi pengajaran Yesus sering mempergunakan perumpamaan-perumpamaan sebagai ilustrasi dari apa yang hendak Dia sampaikan agar lebih mudah untuk dimengerti.
Salah satu perumpamaan yang pernah Dia sampaikan mengambil contoh mengenai gandum dan lalang ini."Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya." (Matius 13:24). Apa yang ditabur? Benih gandum yang baik, Itu yang berasal dari Kerajaan Surga.
Berbicara tentang benih, siapa pun orangnya, pasti akan menaburkan benih-benih yang kualitasnya baik di ladangnya bukan benih yang biasa apalagi benih yang jelek, Benih ditabur dengan satu tujuan yaitu tumbuh dan menghasilkan buah, tuaian, panenan, atau pelipatgandaan.
Lalu kemudian apa yang terjadi? "Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi." (ay 25).Jika diantara gandum itu kemudian terdapat lalang, siapa yang menabur?Alkitab mengatakan musuh, dan itu bukan berbicara mengenai orang, melainkan iblis. Iblis akan terus berusaha menabur lalang ditengah-tengah gandum.
Perhatikan bahwa kedua tanaman ini tumbuh di tempat yang sama dan kelihatannya cukup sulit untuk dipilah. Ini perumpamaan yang berbicara tentang orang benar dan orang fasik yang dibiarkan hidup berdampingan.
Di saat gandum itu mulai berbulir, lalang pun mulai kelihatan juga. (ay 26). Keduanya jelas mempunyai karakteristik berbeda, tapi tumbuhnya berbarengan di tempat yang sama.
Gandum, Yunani σῖτος - SITOS; Ibrani: חִטָּה - KHITAH atau bentuk pluralnya חִטִּים - KHITIM ; "gandum" juga disebut: דָּגָן - DAGAN, adalah jenis rumput yang menghasilkan biji-bijian, dikenal sejak masa purba dini, dan yang sangat penting sebagai makanan manusia. Gandum adalah jenis makanan yang penting bagi Israel dan sering melambangkan kebajikan atau pemeliharaan Allah. Sama halnya dengan ZIZANION/Ilalang, pada awal pertumbuhannya nampak mirip rerumputan, tapi gandum akan dengan mudah dapat dibedakan pada waktu panen.
Menariknya, jika kita benar-benar mempelajari gandum, kita akan menemukan ketika gandum sudah dewasa, tangkainya jadi membungkuk karena beratnya biji-bijian. Ini salah satu cara yang pasti untuk mengetahui perbedaan antara gandum dan gulma (ilalang), dengan melihat siapa yang membungkuk.Ini juga mengapa mudah bagi para pemanen untuk mengenali gulma.
Lalang (zizania), Yunani: ζιζάνιον - ZIZANION; Ibrani: זוּנִין - ZUNIN, ada orang yang lebih menyukai terjemahan padi-padian. Mungkin nama Latinnya lolium temulentum. Daunnya mirip sekali dengan gandum, tapi perbedaannya menyolok jika keduanya dibiarkan tumbuh sampai musim menuai.
Pekerjaan yang membosankan, yaitu memisahkan zizanion dari gandum adalah tugas kaum perempuan dan anak-anak. Lalang/Zizanion sering digunakan untuk makanan ayam. Menabur tumbuhan ini di ladang musuh dengan tujuan balas dendam termasuk kejahatan menurut hukum Romawi.
Lalang adalah sejenis rumput liar yang mengganggu, yang terdapat di Palestina dan Siria di tengah-tengah tuaian jelai dan gandum. Kehadiran lalang (gulma) jelas mengganggu keberadaan gandum, produktifitas gandum jelas terganggu.
Lalang tumbuh dengan luar biasa cepat tanpa perlu perawatan, namun lalang bukanlah tumbuhan yang berguna. Lalang hanyalah menjadi tumbuhan penganggu sehingga pasti dibabat dan kemudian di bakar.
Lalu apa yang harus dilakukan terhadap lalang ini?apakah Dicabut?Ternyata Yesus berkata: "Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.”(29-30)
Mengapa gandum dan lalang dibiarkan sama-sama bertumbuh? Sementara biasanya jika ada lalang maupun tumbuhan-tumbuhan pengganggu/gulma pasti akan disiangi/ kita akan mencabuti tumbuhan perusak tersebut, namun mengapa pemilik ladang mencegah hamba-hambanya untuk mencabutnya? Mengapa harus menunggu sampai gandum itu berbulir?
Selain karena bentuk gandum dan ilalang itu sangat mirip, ada alasan yang lebih penting sehingga kita tidak boleh mencabut ilalang di saat masa tuaian belum tiba, seperti yang dikatakan Yesus, "Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu." (ay. 29).Di atas tanah, gandum dan ilalang tumbuh berdampingan, tetapi di bawah permukaan tanah, akar ilalang sebenarnya mencengkeram akar gandum sehingga ketika kita mencabut ilalangnya, maka gandum juga ikut tercabut.
Tidak ada pilihan lain, terpaksa kita harus menunggu kedua tumbuh bersama!karena jika tiba waktu menuai akan kelihatan dengan jelas mana gandum dan lalang.
Satu-satunya cara memisahkan lalang dan gandum adalah dengan menunggunya sampai saat menuai tiba.
Kita bisa melihat betapa jahat dan liciknya ilalang itu. Ilalang memanfaatkan gandum untuk membentengi dirinya sehingga ilalang tidak akan dicabut sebelum masa panen tiba. Ilalang menggunakan kesempatan itu untuk berkembang menjadi semakin banyak, dan tidak menyisakan ruang bagi benih yang lain.
Berhati-hatilah sebab ilalang dan gandum tumbuh bersama. Artinya, mereka mendapat makanan dan nutrisi rohani yang sama. Meski mendapat nutrisi rohani yang sama, yang satu berisi dan yang satu kosong.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang Kristen sulit dibedakan mana yang gandum dan mana yang ilalang. Mereka terlihat sama, tapi sebenarnya sangat beda;
Gandum adalah gambaran satu kehidupan yang memiliki kualitas iman yang baik yaitu Berbobot, kuat, tidak mudah teroyahkan diterpa angin pencobaan, Kehidupan yang menjadi berkat, Kehidupan yang memiliki kualitas iman yang dewasa.
Lalang adalah gambaran kualitas iman yang jelek yaitu Tidak berbobot, Tidak kuat, mudah diombang-ambingkan oleh gelombang, Kehidupan yang tidak menjadi berkat, Kualitas iman yang tidak bertumbuh.
Memang untuk waktu sekarang, kedua dibiarkan tumbuh bersama. Tuhan mempertahankan kehidupan gandum-gandum-Nya dengan cara membiarkan lalang itu tumbuh di antara gandum.
Namun, Tuhan Yesus menjamin gandum-gandum-Nya mendapatkan cukup nutrisi untuk dapat bertumbuh dan berbulir, meski di tengah impitan lalang. Tapi suatu saat nanti, akan ada penampian besar yang mana Tuhan akan memisahkan gandum dari ilalang.
Pada panen akbar di akhir zaman pun hal ini kembali dinyatakan. "Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah." (Wahyu 14:16). Semua tuaian jelek akan berakhir ke dalam kilangan murka Allah, dimana dari kilangan itu akan mengalir darah. (wahyu 14:19-20). Sungguh mengerikan bukan?Kalau kita melakukan perbuatan-perbuatan seperti halnya ilalang, berarti kita menjerumuskan diri kita sendiri ke dalam kematian kekal. Sekarang memang kita diijinkan untuk tumbuh bersama-sama, lalang bisa jadi lebih subur, tetapi satu saat nanti pasti akan terjadi pemisahan antara gandum dan ilalang. Gandum akan masuk ke dalam lumbung Tuhan, sedangkan ilalang akan dibakar habis.
Dalam perjalanan hidup kita hingga saat ini, kita bisa merasakan betapa sulitnya untuk hidup benar di tengah dunia yang tidak benar. Selama kita hidup selalu akan ada yang menghimpit hidup kita ini.
Bisa itu datang dari orang yang membenci kita, maupun ada yang tidak menyukai keberadaan kita sebagai seorang Kristen, bisa pula kita dihimpit oleh berbagai macam kesusahaan mulai dari masalah keluarga, anak, ekonomi, pekerjaan dan sebagainya.
Namun demikian, kita tetap dapat bertahan, sebab yang di taburkan oleh Allah dalam diri kita adalah benih yang baik, bibit unggul yang tahan hama.
Untuk memastikan kita tetap bertahan tumbuh dengan baik ditengah himpitan berbagai godaan dan ancaman yang dapat mematikan keselamatan kita hanyalah Tuhan saja. Selama persekutuan kita tetap terbangun bersama Tuhan, maka selama itu kita akan tetap bertahan dan akan semakin cepat menghasilkan buah.
Kita tidak bisa berdoa dan meminta agar "lalang" diangkat Tuhan, sebab Tuhan mengizinkan lalang itu tumbuh bersama dengan kita. Suka tidak suka kita selalu akan ada benih-benih iblis yang tertabur di sekitar kita lewat berbagai bentuk.
Sering ada pendapat yang salah bahwa Tuhan menciptakan orang baik dan orang jahat. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah menabur lalang. Tuhan hanya menabur benih yang baik, dan benih itu tumbuh dan menghasilkan buah yang baik di ladang dunia.
Sebaliknya iblis lah yang menabur benih lalang itu. Ia membisikkan segala kejahatan pada orang-orang yang mau di tipu dan dijerumuskannya. Setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan dengan penuh kasih mentaatinya, akan tumbuh menjadi gandum yang berbuah/berbulir. Sedangkan setiap orang yang mendengarkan bisikan iblis dan dikuasai oleh perbuatan dosa dan kejahatan akan tumbuh menjadi lalang tak berguna.
Tidak seorang pun senang melihat adanya lalang ditengah ladang gandum, Tuhan pun tidak. Tuhan rindu melihat ladang gandum yang bersih dari lalang. Tetapi lalang selalu ada dan sering justru tumbuh lebih cepat dan lebih subur dari gandum itu sendiri.
Lalu bagaimana?Yang penting adalah menjaga status kita tetap sebagai "gandum" meskipun ada ribuan lalang disekeliling kita. Bisa jadi lalang yang tumbuh lebih banyak dan lebih subur dibandingkan gandum, tetapi itu tidak masalah, sepanjang kita menyadari bahwa kita sesungguhnya berasal dari benih Kerajaan Sorga dan bukan dari si jahat. Perbuatan-perbuatan kita sebagai "gandum" haruslah tetap berguna seperti terang dan garam dan memuliakan Bapa di dalamnya.
Tentu perbuatan kita itu akan mendapat reaksi dari kelompok ilalang. Petrus pun menyadari hal itu dan berkata "Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu." (1 Petrus 4:4).
Sulitkah ini untuk dilakukan?Jelas sulit. Namun semua kesulitan itu memang harus kita lalui. Kita memang dibiarkan tumbuh bersama dengan lalang, tetapi perhatikanlah bahwa pada akhirnya nanti kita akan selamat ketika kita dimintai pertanggung jawaban. "Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati." (ay 5).
Ada kalimat yang sering di ucapkan oleh orang china yaitu,”Perbuatan baik akan mendapatkan balasan baik, sebaliknya perbuatan jahat akan mendapatkan balasan jahat, kalau balasan belum juga datang, bukan berarti Tuhan tidak membalasnya, melainkan karena belum tiba waktunya.”
Allah yang kita sembah adalah Allah yang sepenuhnya kudus dan adil, ia tidak dapat membiarkan dosa terjadi tanpa memberikan hukuman. Dan upah dosa ialah maut, terpisah selama-lamanya dari Allah, dan terlempar kedalam api neraka. Tetapi Tuhan juga sepenuhnya kasih. Ia tetap memberikan kesempatan kepada orang berdosa untuk datang pada Yesus dan bertobat. Kita tidak berhak turut campur dalam menentukan siapa yang boleh atau tidak boleh diampuni, pembalasan adalah hak Tuhan. Tapi Tuhan memberikan janji yang adil pada hari Tuhan, malaikat akan memisahkan lalang dari gandum.
Mereka yang masuk kategori lalang akan dikumpulkan diikat berberkas-berkas lalu dimasukkan ke dalam api dan dibakar dalam api, yaitu api neraka yang kekal, Semua yang menyesatkan dan semua yang melakukan kejahatan dalam kerajaan Allah akan dikumpulkan dan dicampakkan ke dalam api neraka, terpisah dengan Allah selama-lamanya (ay. 40, 42). Sebaliknya, mereka yang masuk kategori gandum yang melakukan firman Tuhan, hidupnya menjadi berkat, yang memiliki kualitas iman yang dewasa akan dikumpulkan untuk masuk ke dalam lumbung-Nya, yaitu dalam kerajaan-Nya yang kekal.
Kesimpulan:
Perikop ini ditutup dengan seruan “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar.” Melalui Firman Tuhan ini, kita diajak untuk memeriksa diri kita, Bagaimana dengan kekristenan kita? Apakah kita termasuk Kristen gandum, ataukah kita termasukKristen ilalang? Apakah kita adalah orang-orang yang mau memberlakukan Firman Allah dalam kehidupan kita sehingga kehidupan kita menjadi berkat bagi sesama ataukah sebaliknya kita menjadi orang-orang yang jahat, yang tidak mau mentaati Firman Tuhan sehingga membawa pengaruh buruk atau menjadi batu sandungan bagi orang lain, terutama keluarga kita?
Melalui Firman Tuhan hari ini, kita diingatkan untuk hidup seperti benih yang baik, yang berbuah sehingga menjadi berkat bagi sesama.Ingatlah jika tiba waktunya nanti, Tuhan akan memisahkan lalang dan gandum.
0 Response to "KHOTBAH ILALANG DAN GANDUM MATIUS 13:24-30, 36-43"
Post a Comment