KHOTBAH PEMBERITAHUAN PERTAMA AKAN PENDERITAAN YESUS DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT YESUS LUKAS 9:22-27

Melalui firman Tuhan yang telah kita baca pada pagi hari ini, disini Tuhan Yesus mengatakan secara gamblang atau berterus terang kepada para murid Nya, tentang bagaimana penderitaan yang Ia akan alami, yakni Ia akan ditolak oleh tua tua, imam imam kepala, dan ahli ahli Taurat, lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Dan inilah konsekuensi dari tugas perutusan yang Ia terima dari Bapa Nya. Namun, yang luar biasa adalah bahwa hidup dalam kebenaran, dan kebaikan akan menang atas kepalsuan dan kejahatan. Dengan demikian, Yesus tidak hanya berhenti pada menanggung banyak penderitaan, dan dibunuh, melainkan Ia dibangkitkan pada hari ketiga. Dan iman akan kebangkitan Kristus inilah, yang merupakan jaminan keselamatan hidup kita. Rasul Paulus menegaskan “…jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. 

Demikianlah binasa juga orang orang yang mati dalam Kristus (1 Kor. 15: 17 – 18). Dan oleh karena Kristus sungguh sungguh bangkit, maka kita pun yang beriman dan percaya kepada Nya akan dibangkitkan bersamaNya. Namun, untuk bisa bangkit bersama Kristus, tidak cukup hanya dengan beriman dan percaya atau sebagai murid Nya, melainkan ada syarat nya.
Apa saja syarat yang harus dilakukan dalam mengikut Tuhan Yesus?

Melalui firman Tuhan yang telah kita baca pada pagi hari ini, disini Ada 3 syarat utama yang harus dilakukan oleh orang percaya dalam mengikut Tuhan :

1. Menyangkal Diri
menyangkal diri, berarti menyangkal keinginan daging kita:  ego, ambisi, pikiran, perasaan dan kehendak diri sendiri, lalu bertekad melakukan apa yang Tuhan Yesus kehendaki.
Menyangkal diri berarti tidak mencari kesenangan/kemuliaan diri sendiri tetapi kesenangan/kemuliaan Tuhan.  Menjadi murid berarti mau mempertaruhkan seluruh yang ada padanya dan bersedia untuk menanggalkan haknya untuk mengorbankan diri dan mempersembahkan hidup hanya untuk Yesus. Ini berarti bahwa kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri, atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita akan mencari hal-hal yang menyenangkan Tuhan! Penyangkalan diri berarti sebuah sikap yang diwujudkan dalam sebuah tekad, keinginan, komitmen, keberanian dan integritas. Pada saat kita berkomitmen untuk menjadi murid Yesus kita sedang belajar untuk berpikir, berperasaan, dan berkehendak seperti Tuhan Yesus  (baca  Filipi 2:5).  

Namun banyak orang Kristen yang sulit sekali menyangkal diri.  Sering kali kita selalu memenuhi kepentingan-kepentingan pribadi untuk kesenangan diri sendiri. Padahal Yesus mengajak kita agar lebih mementingkan keinginan Allah dari pada kepentingan duniawi.

Dengan mementingkan keinginan Allah maka kita akan lebih mudah untuk menjadi pengikut Yesus. Melupakan kepentingan diri adalah bentuk penyerahan hidup secara total kepada Tuhan.

2. Memikul Salib
Salib melambangkan beban berat yang harus ditanggung dan dipikul oleh pengikut Kristus, penderitaan (1 Ptr. 2:21), kematian (Kis. 10:39), kehinaan (Ibr. 12:2), cemoohan (Mat. 27:39), penolakan (1 Ptr. 2:4) serta penyangkalan diri (Mat. 16:24). Memikul salib berarti mau menderita bagi Kristus. Menderita bisa berupa perlakuan tidak adil, dibenci, dikucilkan, diintimidasi oleh orang lain karena status kita sebagai pengikut Kristus.  Memikul salib berarti bahwa kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri, atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita akan mencari hal-hal yang menyenangkan Tuhan! 

Memikul salib berarti menderita karena taat kepada Kristus / ikut Kristus. Salib bukanlah ember yang memiliki pegangan untuk memudahkan kita untuk membawanya, atau benda lain yang memiliki gagang yang bisa dipegang. Salib hanya bisa dibawa dengan dipikul seperti yang Yesus praktekkan saat akan menjalani hukuman. Salib itu berupa penderitaan, penyakit, kemiskinan, kesusahan, disingkirkan, penolakan dan perlakuan lain yang tidak menyenangkan karena kebenaran dan iman kepada Kristus.

3. Mengikut Dia
Teladan yang Yesus tunjukkan adalah Dia tidak hanya mengajar pengikut-Nya untuk melakukan apa yang baik dan benar dengan kata-kata, namun Tuhan Yesus lebih dulu melakukannya. Untuk itulah Yesus mengajar agar setiap pengikut-Nya mau berjalan di jalur yang ditetapkan Yesus. Ketika Dia mengatakan agar orang percaya menyangkal diri, maka Dia lebih dulu melakukan-Nya (Flp. 2 : 5 – 8). Ketika Dia mengatakan agar orang percaya memikul salib, maka Dia terlebih dahulu memikul salib dan bahkan sampai mati. Mengikut Yesus berarti tidak sebatas identitas sebagai orang Kristen, namun harus mampu menunjukkan karakter orang Kristen, yaitu yang kuat iman, setia, hidup dalam kasih, rela berkorban dengan berlandaskan iman. Hal-hal penting yang patut kita ikuti dari Yesus, seperti :
- Ia beribadah dengan setia (Mat. 9 : 35)
- Ia tetap berdoa dengan rutin (Mat. 14:23 ; 26:36 ; Luk. 6:12)
- Ia menerima setiap orang yang datang kepada-Nya dan melayani dengan baik dan penuh kasih
- Ia menentang hal-hal yang jahat dan yang menghujat Allah (Mat. 12 : 31)
- Ia taat kepada Bapa di sorga dalam segala hal (Mrk. 14 : 36; Flp. 2 : 8)

Di ayat 24, Yesus menjelaskan orang yang mau mengikut Dia dan yang berusaha menghindar dari jalan-Nya. Ayat ini diucapkan Yesus untuk orang yang tidak mau menyangkal diri, tetapi sebaliknya, orang2 yang hidup untuk dirinya sendiri. Yang mau menyelamatkan nyawa, justru akan kehilangan nyawa. Kata-kata ini lebih hidup / berarti untuk orang-orang Kristen abad 1–3, yang menghadapi penganiayaan. ‘Menyelamatkan nyawa’ berarti mencari aman, tidak mau menghadapi resiko demi Kristus, tidak mau berkorban bagi Kristus. Ini jelas merupakan orang yang tidak cinta kepada Tuhan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan. Kehilangan nyawa sebagai wujud  cinta kasih kepada Kristus justru merupakan bagian dari jalan untuk memperoleh hidup yang kekal. Sebaliknya orang yang mempertahankan nyawanya untuk kesenangannya dan mengejar segala yang ada di dunia ini justru sedang berjalan menuju kekelaman.  Inilah yang Yesus katakan dalam Matius 19:24, “Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Ayat 27 menjadi penegasan kepada para murid-Nya bahwa Dia bukanlah sebatas Mesias yang ada dalam konsep berfikir mereka. Kedatangan-Nya saat itu adalah untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa dan kuasa iblis. Sementara penghakiman akan terjadi ketika Ia telah datang untuk yang kedua kalinya dalam kemuliaan Bapa-Nya yang di sorga bersama dengan para malaikat-Nya. Saat itulah manusia akan diadilinya seturut dengan perbuatannya.

Sementara ayat 27 dijelaskan berbeda dari ayat 26, bahwa di ayat ini berbicara tentang peristiwa yang akan terjadi 6 hari kemudian di puncak Gunung Tabor, gunung di mana Yesus dimuliakan. Dalam peristiwa itu, Yesus akan mengalami transfigurasi/ berubah rupa (Mat. 17 : 2). Yesus memastikan hingga nantinya Yesus dimuliakan, tidak satu orangpun yang akan mengalami kematian. 

Hal ini memang terbukti bahwa Yudas yang menghianati Yesus baru mengalami kematian beberapa hari setelah peristiwa Yesus dimuliakan di atas Gunung Tabor itu (Mat. 27:5).

III. Aplikasi
1. Perikop ini menetapkan ada 3 syarat utama yang harus dilakukan oleh orang percaya dalam mengikut Tuhan, yaitu Menyangkal diri, Memikul salib (Setia) dan Mengikut Dia. Ketiga hal ini ditunjukkan dengan siap menerima konsekuensi untuk mengikut Yesus. Ketika salib itu diletakkan di bahu kita untuk dipikul. Mengikut yang dimaksud adalah tetap secara terus-menerus. Yang hidup dalam diri seorang murid hanyalah perintah Tuhan Yesus.

2. Sebagai orang percaya, kita harus memiliki prinsip dan komitmen yang jelas. Sehingga kita mampu mengambil keputusan yang jelas seperti yang tertulis dalam KJ. No. 375 ikut Dikau Saja Tuhan. Ketika mengikut Yesus menjadi keputusan kita, maka ikutlah Dia dengan komitmen yang benar. Siaplah menyangkal diri (meninggalkan keegoan dan mengutamakan Tuhan), memikul salib (berkorban dalam kebenaran) dan mengikut Dia (jalan yang benar). Mengikut Yesus artinya taat melakukan firman Tuhan.  "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku."  (Yohanes 8:31).  Saat kita taat melakukan firmanNya kita sedang melangkah menuju standar seperti Yesus.  "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,"  (Roma 8:29). Amin.

KHOTBAH PEMBERITAHUAN PERTAMA AKAN PENDERITAAN YESUS DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT YESUS LUKAS 9:22-27

0 Response to "KHOTBAH PEMBERITAHUAN PERTAMA AKAN PENDERITAAN YESUS DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT YESUS LUKAS 9:22-27"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel