KHOTBAH IMAN DI TENGAH BADAI MATIUS 14:22-33
Dalam perjalanan hidup ini, kita tidak pernah terlepas dari yang namanya “masalah/persoalan.”Setiap orang dalam hidupnya selalu memiliki persoalan atau pergumulan hidup.Masalah merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Suka ataupun tidak, setiap manusia pasti menghadapi yang namanya masalah.
Kapan dan dimana saja masalah itu datang menghadang kehidupan kita. Masalah datang tidak memandang usia (tua atau muda), maupun status entah itu kaya atau miskin. Kadangkala masalah itu datang dengan tiba-tiba tanpa kita harapkan.
Terkadang saat masalah atau persoalan yang satu diselesaikan muncul lagi masalah yang lain. Masalah yang kita hadapi ada yang ringan namun adapula yang berat, bahkan kadangkala masalah itu datang bertubi-tubi dalam kehidupan kita.
Karena itu ada banyak orang Kristen yang berdoa kepada Tuhan agar Tuhan menjauhkan dia dari masalah-masalah hidup.Namun toh, tetap saja masalah itu ada.Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Saat kita menghadapi masalah itu apakah kita lebih cenderung mengandalkan kekuatan kita ataukah mengandalkan Tuhan? Masalah itu apakah membuat kita menjadi takut dan bimbang ataukah justru membuat kita semakin berani menjalani hidup ini karena kita percaya Tuhan tak kan pernah meninggalkan kita?
Melalui firman Tuhan pada malam hari ini, kita diingatkan tetap memiliki iman di tengah badai masalah dengan melakukan beberapa hal yaitu yaitu:
1. Jangan Takut, Tuhan Beserta kita (Ay. 27)
Melihat murid-murid-Nya sedang dalam ketakutan hebat Tuhan Yesus pun menenangkan mereka dengan berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Matius 14:27). Yang menarik untuk diperhatikan adalah cara Tuhan Yesus menenangkan murid-murid-Nya, Ia tidak hanya memerintahkan mereka untuk tidak takut, tetapi mengawalinya dengan ucapan 'Aku ini' (egoo eimi) adalah merujuk pada atribut-atribut yang dimiliki Bapa, atau menunjuk pada hakikat diri Bapa, di mana Tuhan Yesus adalah manifestasi dari kehadiran Bapa. Ini sebagai penegasan bahwa hanya Dialah yang mampu dan sanggup menundukkan kuasa-kuasa gelap yang bermukim di perairan laut lepas. "Engkaulah yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air.Engkaulah yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan, yang memberikannya menjadi makanan penghuni-penghuni padang belantara." (Mazmur 74:13-14).
Meski demikian murid-murid tidak seratus persen percaya kepada Tuhan alias ragu-ragu, sehingga mereka pun minta bukti. Ini terwakili oleh pernyataan Petrus, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." (Matius 14:28). Petrus meminta bukti apakah Dia benar-benar Tuhan dengan membolehkannya mendekat kepada-Nya dengan berjalan di atas air, "Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: 'Tuhan, tolonglah aku!'" (Matius 14:30).
Kita percaya Tuhan Yesus adalah Juruselamat, Dia adalah jalan dan kebenaran hidup; Dia Tuhan yang penuh kuasa; namun begitu menghadapi situasi sulit, krisis, atau terpaan badai dan gelombang kehidupan, kita pun mulai terpengaruh, iman menjadi goyah, dan bahkan kita mulai meragukan kuasa Tuhan!
Tidak seharusnya kita merasa sendiri dan takut menghadapi gelombang kehidupan karena Tuhan itu dekat dan memperdulikan kita, bahkan "'Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.' Itulah firman iman, yang kami beritakan." (Roma 10:8). Karena itu berserulah kepada Tuhan dan perkatakan firman-Nya! "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan." (Roma 10:13).Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, selalu tepat pada waktunya.
2. Tetap Fokus pada Tuhan bukan pada masalah (Ay. 30)
Banyak orang yang hari ini merasa sulit untuk fokus. Hal ini tampak pada saat kita fokus pada sesuatu hal, tiba-tiba datang persoalan lain, maka seketika fokus kita teralihkan ke persoalan lain itu.Hal inilah yang sering terjadi dalam hidup kita.Kita pun seringkali terlalu terpaku pada masalah kita sehingga tidak mampu merasakan kehadiran Tuhan.
Melalui bacaan Injil hari ini, kita melihat bagaimana Petrus yang ingin bisa berjalan di atas air, berkata kepada Yesus untuk menyuruh dia datang dengan berjalan di atas air. Yesus pun menyuruh Petrus datang dan berjalan di atas air. Undangan Yesus ini membuat Petrus berani melangkah keluar dari perahu dan berjalan di atas air. Namun begitu dia merasakan tiupan angin yang kencang, fokusnya pada Yesus pun berubah dan seketika dia tenggelam.
Kita mau belajar dari pengalaman Petrus, di mana pada saat dia fokus pada Tuhan, maka dia bisa berjalan di atas air dengan hati teguh, Ia memandang pada Yesus namun kemudian ketika ia merasakan angin gelombang ia merasa takut, kemudian pikiran, pandangan dan perasaan beralih pada hembusan angin, tenggelamlah dia.
Bukankah kita sering begitu? Di saat kehidupan kita dilimpahi berkat, kita akan berkata Tuhan itu baik. Tetapi pada saat ada masalah datang dalam kehidupan kita, seketika fokus kita beralih ke masalah dan tidak lagi kepada Tuhan.
Itulah yang membuat kita semakin tenggelam di dalam masalah. Kita melupakan bahwa Tuhan selalu menjaga kita. Dia tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian. Tetapi kita sering kali terhempas karena kita terlalu mengandalkan diri kita sendiri. Di saat itu kita diminta kembali mengarahkan pandangan kepada Yesus dan bukan larut dalam masalah kita.
Ketika kita berjalan dalam iman kita, kadang kita sempat juga merasa bimbang dan tenggelam dalam masalah kita. apa yang harus kita lakukan? Kita berseru kepada Tuhan meminta pertolongan Tuhan seperti yang petrus lakukan yaitu ia berteriak,”Tuhan tolonglah aku!.” (Ay. 30) karna tangan Tuhan tidak pernah kurang panjang untuk menolong kita.
3. Tetap Berharap pada Tuhan karna Tuhan tidak pernah tinggal diam (Ay. 31)
Dalam Markus 6:48dikatakan bahwa ketika Yesus melihat betapa payahnya murid-murid mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam ia datang kepada mereka. Yesus melihat kesulitan yang dihadapi para murid, dan Tuhan tidak tinggal diam.
Dalam pembacaan firman hari ini dikisahkan bahwa ada angin sakal yang menghadang perjalanan murid-murid Kristus. Ini adalah gambaran tentang perjalanan hidup orang percaya. Angin sakal bisa berbicara tentang masalah atau kesulitan. Semua orang, termasuk orang percaya dan bahkan kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan (pelayan Tuhan/hamba Tuhan), juga tak luput dari masalah atau kesulitan. Pada waktu tertentu terkadang kita harus menghadapi 'angin sakal' yang bertiup begitu kencangnya memporakporandakan kehidupan kita. Angin sakal yang mendatangkan kerusakan dan kehancuran hidup itu datangnya dari si jahat (Iblis), sebab ada tertulis: "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a).
Angin sakal yang menghadang perjalanan murid-murid Tuhan ini bukanlah angin yang besar atau yang bersifat menghancurkan, tetapi angin ini menghadang secara bertubi-tubi sehingga pergerakan kapal yang mereka tumpangi menjadi terhambat. Akibatnya para murid menjadi sangat kelelahan karena kapal tidak bisa melaju dengan cepat, padahal danau Galilea bukanlah danau yang asing bagi mereka.
Terkadang kita diperhadapkan dengan 'angin' permasalahan yang datang secara tiba-tiba dan bertubi-tubi menghadang perjalanan hidup kita. Kita pun menjadi sangat lelah, tak berdaya, dan kehilangan kekuatan untuk meneruskan langkah hidup ini. Jangan pernah kecewa! Tuhan tidak pernah tinggal diam saat melihat kita menghadapi masalah, Ia tahu kapan saat yang paling tepat dan apa cara yang paling tepat untuk menolong kita. berharaplah padaNya, dan Marilah kita tetap mengimani bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Terkadang Tuhan mengijinkan 'angin sakal' menghadang perjalanan hidup kita dengan tujuan mengajarkan kita untuk percaya penuh kepada Tuhan dan melatih iman kita supaya kuat.
Kita harus ingat bahwa kehidupan kekristenan itu bukan hanya berbicara tentang berkat atau mujizat, tetapi juga berbicara tentang penderitaan, ada harga yang harus dibayar. Meskipun Tuhan tidak bersama-sama dengan murid-murid di dalam kapal, tetapi Ia tahu persis pergumulan yang dialami murid-murid-Nya, dan punya waktu yang tepat untuk menolong. Tuhan pun melihat pergumulan hidup kita!Tuhan mempunyai 1001 macam cara untuk melepaskan kita dari angin sakal!
Kesimpulan:
Iman bukanlah percaya bahwa Tuhan akan menghentikan badai, melainkan percaya bahwa Tuhan akan memampukan kita melalui badai tersebut bersamaNya. Saat kita menghadapi masalah dalam kehidupan kita, mari kita tetap fokus pada Tuhan, tetap berharap pada Tuhan dan jangan takut dalam menghadapi masalah, Ia pasti akan mengulurkan tanganNya untuk menopang kita, sehingga kita mampu menembus badai dan selamat sampai ke tempat tujuan kita bersama dengan Dia. Mari kita imani firman Tuhan yang menguatkan kita dalam Filipi 4:13 yaitu,”Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku.”Amin.
0 Response to "KHOTBAH IMAN DI TENGAH BADAI MATIUS 14:22-33"
Post a Comment