KHOTBAH TANGGUNG JAWAB ORANG PERCAYA ORANG TUA YANG MENJADI TELADAN 1 SAMUEL 16:1-13

Minggu-minggu sebelumnya kita sudah belajar tentang beberapa kewajiban & tanggung jawab orang percaya yang harus kita lakukan sebagai orang percaya yaitu  Mendengarkan Firman Tuhan dengan baik & Menjadi pelaku firman Tuhan beberapa minggu lalu sudah dijelaskan secara singkat bagaimana menjadi pelaku firman Tuhan yaitu taat melakukan dan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita melalui firman Tuhan yang telah kita baca & kita dengar, mengembalikan apa yang menjadi hakNya Tuhan yaitu memberikan persembahan perpuluhan karena itu adalah kewajiban & tanggung jawab kita sebagai orang percaya & minggu lalu juga pak eman sudah jelaskan tanggung jawab orang percaya yang harus dilakukan lainnya yaitu mengenal Allah & Kristus sebagai Allah yang benar menuju kepada kehidupan yang kekal.

Dan pada sore menjelang malam hari ini saya akan menjelaskan Tanggung jawab orang percaya dalam kehidupan keluarga yaitu menjadi orang tua teladan. Namun sebelum kita lebih jauh membahas tentang Tanggung jawab orang percaya dalam kehidupan keluarga yaitu menjadi orang tua teladan, mari kita membuka Alkitab kita dari 1 Samuel 16:1-13

Ilustrasi:
Beberapa tahun yang lalu di California Selatan, Tom & Pauline Nichter beserta putra mereka yang berusia 11 tahun menemukan sebuah dompet berisi uang tunai sejumlah 2400 dolar, sebuah kartu kredit dan sebuah tiket pesawat terbang. Saat itu, suami istri tersebut tidak memiliki pekerjaan ataupun rumah tinggal. Setelah menemukan dompet itu, mereka langsung menyerahkannya ke kantor polisi. Polisi sangat berterimakasih dan terkejut mendengar penjelasan santai pasangan itu bahwa mereka “melakukan apa yang telah dididik oleh orang tua mereka dahulu yaitu Jujur.”

Saat mengetahui peristiwa ini, orang-orang yang menyaksikan liputan itu tertegun menyaksikan perilaku jujur yang luar biasa itu. Bukan hanya pemilik dompet tersebut yang merasa takjub dan berterimakasih, dalam waktu singkat, keluarga Nichter mulai menerima banyak surat, berkarung-karung surat berisi berbagai sumbangan, tawaran pekerjaan bagi mereka berdua, serta catatan dari orang yang benar-benar tidak mereka kenal berisi tentang penawaran perumahan untuk keluarga Nichter. Penduduk di seluruh negri begitu terkesan pada kejujuran keluarga Nichter sehingga mereka mengirimkan sumbangan dengan jumlah total lebih dari 16.000 dollar.

Ketika Pauline Nichter berdiri ditengah-tengah tumpukan surat yang berdatangan kekantor polisi, dia berkata sambil tersenyum,”ini semua salah ibu saya.”
Kalimat yang diungkapkan oleh Pauline “Ini semua salah Ibu saya,” merupakan kalimat gurauan sederhana yang mengungkapkan betapa luar biasa besarnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak-anaknya. Pendidikan yang baik tentang arti kejujuran dari orang tua pauline telah membuahkan hasil yang luar biasa dalam kehidupan pauline, buah yang mengguncangkan seluruh negri.

Bpk/Ibu, dari kisah ini kita bisa melihat bahwa Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan & tumbuh kembang rohani maupun jasmani seorang anak. Sejak awal Tuhan sudah mengingatkan agar orang tua selalu mendidik anak-anak dalam Tuhan (Baca:Ul. 6:6-9), agar terbentuk generasi penerus yang berkenan dihadapanNya. Lembaga pendidikan yang pertama dan paling utama adalah keluarga. Seorang anak yang tidak mengenal sosok ayah kandung pun tetap dapat memiliki figur yang dianggap sebagai ayah. Dalam budaya timur, laki-laki memiliki peran penting dan mendapat sorotan utama. Peran laki-laki makin nyata dan mendapat pengakuan ketika sudah menjadi seorang ayah.

Dalam tradisi Perjanjian Lama, sosok laki-laki sangat dominan. Salah satu peran yang banyak dibahas adalah peran ayah. Salah satu tokoh dalam Alkitab yang cukup sering disebut terkait dengan silsilah Yesus adalah Isai. Namanya pertama kali muncul dalam kitab Rut yang menyebutkan bahwa Isai adalah anak Obed dan akan menjadi ayah Daud.
Alkitab banyak memberikan contoh orang tua yang patut kita teldani, salah satu diantaranya adalah Isai ayah dari Raja Daud.

Hal-hal Positif apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Isai?
Hal positif yang dapat kita pelajari dari kehidupan Isai yaitu:
1.Isai tahu benar kapasitas/talenta dari masing-masing anaknya
Isai memiliki 8 anak laki22 (1 Sam. 17:12). Sebagai orang tua kita tahu bahwa setiap anak pasti memiliki karakter dan talenta yang berbeda-beda. Ada anak yang penurut, ada anak yang pembangkang, ada anak yang pintar bertukang, ada yang lebih suka membaca dan menulis, ada yang berbakat seni musik, ada yang bahkan tidak mampu membaca not balok dengan baik, ada yang berpotensi menjadi pahlawan perang, ada yang lebih cocok bekerja di kantor, dll.

Tentulah Isai yang memiliki 8 anak lelaki juga menghadapi hal yang sama. 8 anak dengan 8 karakter dan talenta yang berbeda-beda. Bukan hal yang mudah untuk mendidik dan menghadapi anak-anak ini. Namun rupanya Isai mengenal benar anak-anaknya dengan baik. ia tahu anak yang mana yang berbakat menjadi prajurit perang, mana yang dapat menjadi gembala yang baik. ketika terjadi perang melawan orang filistin, Isai mengirim ketiga anaknya yang besar-besar yaitu Eliab, Abinadab dan syama ke medan perang. 

Sementara Daud, yang saat itu telah di urapi Samuel sebagai raja Israel dan sudah juga bekerja di istana Saul sebagai pemain kecapi, tetap dimintanya mengembalakan domba ayahnya di Betlehem saat pulang ke rumah.
Mengapa Daud ditugaskan sebagai gembala domba? Apakah karena ia anak yang tidak disukai, maka diberi tugas yang sepele? Tentu tidak demikian, karena gembala domba merupakan tugas yang tidak mudah. Meski masih muda Daud adalah anak pemberani, Daud sangat mencintai domba-dombanya dan Daud sangat bertanggung jawab atas tugas gembala yang dipercayakan kepadanya dan itu terbukti ketika ia melindungi kambing dombanya dari serangan binatang-binatang buas.  "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini."  (1 Samuel 17:34b-36a). Itulah sebabnya Isai mempercayai Daud anak bungsunya untuk mengembalakan domba-dombanya yaitu karena Isai mengenali sifat baik Daud tersebut.

2. Isai mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya
Pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi anak-anak, karena pendidikan yang diterima akan menentukan arah hidupnya. Sadar atau tidak, tiap orang tua adalah guru yang pertama dan yang utama bagi anak-anaknya (Ul.6:7). Sebagai seorang guru, orang tua harus selalu siap memberikan pengetahuan-pengetahuan yang baik, mengajarkan apa yang patut dilakukan anak-anak, memberikan nasehat-nasehat, dan yang lebih penting adalah mengajarkan anak mengenal Tuhan dengan benar (Ef. 6:4).

Memperkenalkan dan mengajarkan firman Tuhan pada anak-anak adalah tugas orang tua Yahudi, seperti yang diperintahkan Tuhan dalam Ulangan 6. Kebenaran firman Tuhan harus diajarkan pada anak-anak sejak dini. Kedekatan dengan Tuhan harus dijalin secara sungguh-sungguh sejak anak-anak masih dalam usia muda.
Seorang ayah yang memiliki hikmat dan takut akan Tuhan pasti akan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak-anaknya. Isai meninggalkan jejak yang baik kepada anak-anaknya untuk diikuti. Ia mendidik mereka untuk menjadi pemimpin dan memiliki keberanian. Anak-anak Isai juga dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang besar. Rencana Tuhan digenapi melalui keturunan Isai.

Meskipun sudah berusia lanjut, namun Isai tetap memberi didikan kepada anak-anaknya. Menjadi anak-anak Isai adalah rencana yang diberikan Allah. Keistimewaan yang dimiliki Isai dan anak-anaknya bukan hanya karena nubuat Tuhan, melainkan juga karena jejak-jejak yang ditinggalkan Isai kepada anak-anaknya.
Isai berhasil menanamkan firman Tuhan dalam kehidupan Raja Daud dengan baik, hal ini terbukti dari mazmur-mazmur yang ditulis oleh Raja Daud, yang menunjukkan kedekatannya dengan Tuhan. Apabila kita membaca dan meresapi Mazmur 23 saja, kita sudah dapat melihat betapa dekat dan bergantungnya Raja Daud pada Allahnya yang hidup. Raja Daud menjalin hubungan yang sangat mesra dengan Tuhan, tentulah itu berkat didikan yang berhasil dari Isai, sang ayah.

3. Isai mampu menerima kehendak Tuhan meski di luar rencananya
Siapa yang menyangka bahwa Daud adalah raja Israel pilihan Tuhan? Ia masih muda dan kemerah-merahan, matanya indah & elok parasnya. Ia mungkin seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab, tapi siapa yang percaya ia dapat memimpin negara? kakak-kakaknya tampak lebih pantas menjadi seorang pemimpin besar. Oleh sebab itu, ketika Samuel datang untuk mengurapi salah seorang anak Isai, Isai sama sekali tidak menduga bahwa Tuhan akan memilih Daud. Saat itu Daud sedang mengembalakan domba di padang rumput, dan Isai tidak menyuruh orang untuk memanggilnya.

Tetapi rencana Tuhan berbeda dengan pikiran manusia. Bukan apa yang dilihat manusia yang dilihat Allah. Diluar dugaan Isai, Samuel tidak mengurapi satu pun dari ketujuh anak lelakinya yang lebih besar. “Semuanya tidak dipilih Tuhan.”  Samuel pun meminta agar Daud dipanggil dan Tuhan berfirman agar Samuel mengurapi Daud. Daud si bungsu dan seorang gembala, ternyata dialah yang dipilih Tuhan untuk menjadi Raja.
Seringkali sebagai orang Tua kita tidak dapat menduga rencana Tuhan atas anak-anak kita. Sementara kita sibuk memikirkan dan mempersiapkan masa depan bagi anak-anak, Tuhan ternyata mempunyai rencana yang sama sekali berbeda dengan dugaan kita. Ketika hal ini terjadi, dapatkah kita bersikap seperti Isai, yang menerima Rencana Tuhan yang Agung dan tak terduga dengan lapang hati dan sukacita, serta penuh ketaatan?

Kesimpulan:
Alkitab tidak banyak mengungkapkan kepribadian Isai secara jelas dan gamblang. Namun dari ayat-ayat yang singkat dan padat serta dari kehidupan iman Daud yang luar biasa, kita dapat melihat sosok seorang ayah yang tentu tak kalah hebatnya di balik keberhasilan Raja Daud.

Isai berhasil mendidik Daud sehingga menjadi raja pilihan Tuhan. Dan lebih dari itu, Nabi Yesaya atas Inspirasi Roh Kudus mengabadikan namanya dalam Yesaya 11:1,”Suatu tunas akan keluar  dari tunggul Isai,....” suatu tunas yang akan menjadi penebus kita semua, suatu tunas yang membebaskan kita dari cengkraman dosa dan maut. Yesus Kristus, Tuhan kita adalah keturunan Daud secara garis keturunan manusia, suatu tunas unggul Isai.  

Bagaimana dengan kita? Apakah relevansi kisah anak-anak Isai bagi kehidupan kita? Mendidik anak saat ini bukanlah hal yang mudah. Perkembangan dan perubahan zaman terjadi dengan begitu cepat, dan pola pendidikan pun harus mengikutinya.

Namun teladan dan arahan yang baik, yang diberikan sejak kecil kepada anak, tetap merupakan dasar pembinaan mental dan spiritual yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya kelak. Firman Tuhan merupakan pedoman dan panduan untuk memasukkan nilai-nilai kristiani itu. Saat kita menjadi seorang umat yang taat dan menjadi orang tua yang patut diteladani, Tuhan akan memakai kita dan keturunan kita untuk suatu kewajiban yang tak terduga.

0 Response to "KHOTBAH TANGGUNG JAWAB ORANG PERCAYA ORANG TUA YANG MENJADI TELADAN 1 SAMUEL 16:1-13"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel